Kegiatan atlet olahraga, pastinya tak luput dari risiko cedera. Bentuk cedera itu beragam, mulai cedera ringan hingga cedera berat. Apapun bentuk cederanya, tentu butuh penanganan cepat. Di sinilah peran ahli fisioterapi atlet dibutuhkan.

Disebut fisioterapis, orang yang melakukan fisioterapi dengan pengetahuan mendalam tentang cara tubuh bekerja serta memiliki keterampilan untuk menilai, mendiagnosis, dan mengobati gejala penyakit, cedera, serta kecacatan.
Mereka dapat bekerja mandiri maupun dalam tim yang profesional. Kalau kalian hobi nonton bola, pasti sering melihat fisioterapis olahraga bekerja. Ayo kenalan lebih dekat tentang fisioterapi olahraga, berikut ini.
Pengertian Fisioterapi Atlet
Fisioterapi olahraga merupakan salah satu cabang fisioterapi yang menangani cedera serta masalah lain yang berkaitan dengan atlet. Oleh sebab itu, sering disebut juga dengan fisioterapi atlet.
“Fisioterapi yang dibekali dengan pengetahuan khusus tentang kapasitas fisik cabang olahraga, potensi cedera olahraga, menangani cedera, pencegahan cedera olahraga, mampu menyusun program latihan khusus untuk proses pemulihan cedera olahraga,” terang Kaprodi D3 Fisioterapi Widha Rahmawati, S.ST.,M.Kes.
Setiap atlet memiliki tingkat keparahan cedera yang berbeda-beda. Namun, secara umum, tindakan pertama dalam penanganan cedera ini tak jauh berbeda. Oleh sebab itu, fisioterapi atlet penting dilakukan agar cedera tidak semakin parah.
Cedera olahraga memiliki dampak kuat terhadap atlet. Sebab, karir atlet dapat terancam jika cedera tidak segera ditangani dengan baik dan tepat. Ahli fisioterapi atlet harus memiliki pengetahuan khusus olahraga, terutama berkaitan dengan cedera akut dan kronis. Layanan fisioterapi ini diberikan secara profesional tanpa memandang gender maupun usia. Karena cedera dapat dialami oleh siapa saja, atlet perempuan maupun laki-laki, usia berapa pun yang terlibat dalam olahraga di semua tingkat kompetensi.
Baca Juga
- Kedokteran Gigi IIK Bhakta: Tahap Pendidikan Hingga Karir
- Analis Kesehatan: Tugas dan Tanggung Jawabnya
Tugas Fisioterapis Olahraga
Fisioterapis olahraga bertugas memberikan program latihan kepada atlet yang cedera. Mereka juga membantu meningkatkan kualitas hidup seseorang, dengan membantu meningkatkan performa fisiknya, yaitu dari kondisi cedera ke kondisi fisik yang sehat dan bugar kembali. Widha menjelaskan beberapa tugas seorang fisioterapis olahraga, sebagai berikut.
- Membuat program-program latihan bagi para atlet yang mengalami cedera.
- Membuat penilaian terhadap cedera-cedera yang terjadi.
- Membuat program latihan yang spesifik sesuai dengan jenis olahraga.
- Memberi nasehat tentang asupan nutrisi yang dibutuhkan para atlet.
- Memberi masukan atau nasehat kepada pelatih, tentang situasi dan kondisi dari seorang pemain.
Penanganan Cedera Pada Atlet
Atlet yang mengalami cedera harus segera mendapatkan penanganan. Untuk cedera akut, terang Widha, penanganan dapat dilakukan dengan metode PRICE (Protective, Rest, Ice, Compression, Elevation), berikut ini.
1. Melindungi Area Cedera (Protective)
Agar tidak bertambah parah, tim medis akan melindungi area yang terkena cedera. Misalnya, dengan menggunakan penyangga.
2. Istirahatkan Cedera (Rest)
Adalah salah satu cara paling efektif dalam proses penyembuhan cedera. Otot yang cedera akan menjadi lemah dan rentan terhadap cedera selanjutnya, terutama dalam beberapa jam pertama. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan bagi atlet yang cedera untuk beristirahat dan meminimalisir aktivitas yang dilakukan oleh otot dan sendi demi membantu proses penyembuhan.
3. Memberikan Perban (Compression)
Perban elastis yang membungkus luka berfungsi meminimalkan pembengkakan dengan mencegah penumpukan cairan. Juga dapat membantu meringankan rasa sakit dengan menjaga agar area yang cedera tidak bergerak.
4. Mengompres Dengan Air Dingin (Ice)
Cara ini memiliki pengaruh kuat untuk kesembuhan cedera. Mengompres dengan air dingin dapat membantu menghilangkan rasa sakit dan mencegah pembengkakan dengan mengurangi aliran darah ke daerah tersebut.
Untuk menghindari frostbite (radang dingin), jangan pernah meletakkan air dingin atau es langsung di kulit. Bungkus dengan kantong plastik khusus sebelum mengompres ke area yang cedera selama 15-20 menit.
5. Melakukan Proses Elevasi (Elevation)
Proses elevasi berarti meninggikan area tubuh yang cedera lebih tinggi daripada jantung. Hal ini akan membantu meminimalisir pembengkakan dengan membiarkan cairan mengalir keluar dari luka.
Melihat ulasan di atas, ahli fisioterapi atlet sangat dibutuhkan di cabang olahraga apa pun. Tertarik? Ayo mulai langkah menjadi fisioterapis olahraga dari kuliah D3 Fisioterapi di IIK Bhakti Wiyata. Daftar sekarang juga!