Bahaya Mers
Pada 12 tahun lalu dunia diguncang oleh penemuan penyakit baru yakni SARS. Penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah infeksi saluran napas yang disebabkan oleh virus Corona. Penyakit ini menyerang saluran pernafasan dengan menampakkan gejala batuk, nafas pendek, kesulitan bernafas, dan suhu tubuh meningkat hinga >38 °C. Penyakit ini muncul pertama kali pada November 2002 di Provinsi Guangdong, Tiongkok. Meskipun dengan sengaja ditutupi oleh pemerintah Tiongkok, persebarannya sangat cepat dan telah memakan korban jiwa. Korban meninggal terhitung sebanyak 800 orang, yaitu 10% dari jumlah pengidapnya.
Setelah wabah penyakit SARS mereda, kini muncul penyakit baru yaitu MERS CoV. Penyakit MERS (Middle East Respiratory Syndrome) adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona yang menyerang saluran pernapasan mulai dari ringan sampai berat. Munculnya penyakit MERS pertama kali di Arab Saudi pada April 2012 lalu.

Gejala penyakit SARS dan MERS hampir serupa. Namun MERS dapat menyebabkan gagal ginjal dengan cepat dan tampak tidak menular. Jika pengidap terlambat ditangani, maka pasien akan berisiko kehilangan nyawa. Untungnya penyakit MERS tidak gampang menyebar, hal tersebut dilihat dari progres peningkatan pengidap MERS yang tidak secepat SARS.
Dalam presentasinya, Dr Irvan Medison SpP menyebutkan bahwa negara yang telah terinfeksi virus MERS adalah Perancis, Italia, Jordania, Qatar, Arab Saudi, Tunisia, Inggris dan Uni Emirat Arab. Pengidap MERS berada si usia antara 14 bulan – 94 tahun, 61% di antaranya berjenis kelamin laki-laki.

MERS dapat menular antar manusia dalam kondisi yang terbatas, artinya virus MERS CoV dapat menular jika kondisi yang memungkinkan. Oleh karena itulah perkembangan penyakit MERS tergolong lambat. Penularan virus MERS CoV belum diketahui secara pasti, namun para ahli memprediksi bahwa penularan virus MERS CoV dapat melalui percikan dahak penderita, dan melalui sentuhan langsung terhadap objek yang terkontaminasi virus MERS CoV.
Hingga saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan penderita MERS. Pengobatan medis yang sementara ini bisa dilakukan hanya bersifat suportif untuk menunjang kondisi fisik pasien hingga penyakit sembuh dengan sendirinya. Obat yang digunakan hanya sebatas untuk menjaga ketahanan dan kekuatan tubuh penderita, dan mengurangi gejala-gejala yang ditimbulkannya. Penanganan medis tersebut dilakukan untuk meningkatkan imunitas pasien.
Indonesia dikhawatirkan akan menjadi negara yang terinfeksi MERS CoV. Kecurigaan ini wajar jika melihat jumlah jamaah umroh dan haji yang sangat tinggi setiap tahunnya. Meskipun demikian, hingga saat ini belum ada warga Indonesia yang terjangkit virus MERS CoV. Meskipun berbagai isu bermunculan terkait pengidap MERS di Indonesia, Kemenkes menegaskan bahwa tidak ada penderita MERS CoV di tanah air.

Agar terhindar dari virus MER CoV, ada beberapa hal yang perlu anda lakukan. Antara lain :
- Biasakan pola hidup yang sehat dan bersih. Makanan bergizi dan seimbang harus dipenuhi tubuh agar tetap fit.
- Kunjungi dokter jika anda mengalami gejala demam, batuk, dan kesulitan bernapas (sesak napas, atau napas pendek).
- Lindungi diri anda dari penyakit influenza dengan memakai masker.
- Gunakan sapu tangan atau tisu saat batuk dan bersin, agar orang lain tidak tertular penyakit.
- Jagalah kesehatan tubuh anda dengan istirahat yang cukup.