Demam Berdarah: Gejala, Penyebab, dan Pencegahan

Demam Berdarah: Gejala, Penyebab, dan Pencegahan

Demam berdarah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit ini merupakan masalah kesehatan global yang serius dan mempengaruhi jutaan orang di berbagai negara, terutama di daerah subtropis dan tropis seperti Indonesia. 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat, dalam 22 pekan pertama tahun 2023 atau periode Januari-Mei, terdapat 35.694 kasus demam berdarah dengue (DBD) di seluruh Indonesia. Total kasus kematian DBD mencapai 270 dalam periode yang sama. Selanjutnya, Kemenkes memprediksi kasus demam berdarah berpotensi meningkat karena ada fenomena cuaca El-Nino.

Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat untuk mengetahui gejala yang muncul, cara penularan, serta upaya pencegahannya berikut ini.

Demam Berdarah: Gejala, Penyebab, dan Pencegahan

Gejala Demam Berdarah

Gejala demam berdarah dapat bervariasi, mulai gejala ringan hingga parah. Namun, seringkali orang tidak menyadari gejala DBD sebab hampir mirip dengan flu dan demam. Biasanya, masa inkubasi virus ini berkisar antara 4-7 hari setelah terkena gigitan nyamuk yang terinfeksi. 

Gejala awal yang umum muncul meliputi demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri sendi dan otot, kelelahan, dan ruam pada kulit. Pada beberapa kasus, DBD dapat berkembang parah menjadi DBD, ditandai dengan pembuluh darah rusak dan bocor. Kondisi ini menyebabkan jumlah sel pembentuk trombosit dalam aliran darah turun sehingga menyebabkan syok, pendarahan internal, kegagalan organ, dan bahkan kematian.

Berikut adalah tanda-tanda peringatan demam berdarah mencapai level parah. 

  • Muntah terus-menerus
  • Sakit perut parah
  • Pendarahan di bawah kulit, yang terlihat memar
  • Pernapasan sulit
  • Pendarahan dari gusi dan hidung
  • Darah dalam urin, tinja, dan muntahan.

Penyebab Demam Berdarah

Penularan virus dengue terjadi ketika nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang terinfeksi menggigit manusia. Nyamuk ini umumnya hidup di daerah yang lembab dan berkembang biak di tempat-tempat yang mengandung air, seperti genangan air di dalam dan di sekitar rumah, bak mandi yang tidak digunakan, serta ban bekas yang mengumpulkan air hujan.

Ketika nyamuk menggigit orang yang terinfeksi, mereka menjadi pembawa virus dan dapat menularkannya kepada orang lain melalui gigitan berikutnya. Kamu tidak bisa terkena penyakit ini hanya karena di sekitar orang yang terinfeksi, sebab penyakit ini menular melalui gigitan nyamuk.

Setelah seseorang sembuh dari penyakit ini, dia akan memiliki kekebalan jangka panjang terhadap jenis virus yang menginfeksinya, tetapi tidak terhadap pada jenis virus demam berdarah lainnya. Sehingga kamu masih berpeluang terinfeksi di masa mendatang.

Baca Juga

Pencegahan Demam Berdarah

Pencegahan merupakan langkah penting dalam mengurangi risiko terkena demam berdarah. Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan.

1. Menghilangkan tempat perindukan nyamuk

Periksa dan bersihkan bak mandi yang tidak digunakan, tutup atau buang semua wadah yang dapat mengumpulkan air, serta pastikan tidak ada genangan air di sekitar rumah.

2. Menggunakan kelambu atau AC

Gunakan AC atau kelambu pada ventilasi dan tempat tidur. Penggunaan insektisida juga dapat membantu mengendalikan populasi nyamuk, terutama jika tinggal di daerah dengan risiko tinggi.

3. Menggunakan pakaian yang melindungi

Kenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh, terutama saat beraktivitas di luar rumah pada waktu yang rentan terhadap gigitan nyamuk.

4. Menggunakan obat anti-nyamuk

Oleskan lotion atau krim anti-nyamuk yang mengandung bahan aktif seperti DEET pada kulit yang terbuka.

Secara umum, demam berdarah adalah penyakit yang perlu diwaspadai. Tertarik mempelajari lebih lanjut? Ayo kuliah di IIK Bhakta saja. Daftar sekarang di Kampusnya Para Juara!

Punya Pertanyaan? Admin kami siap membantu.

Link: