Profesi bidan di Indonesia adalah salah satu profesi kesehatan yang sangat penting, terutama dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak. Bidan memiliki peran yang signifikan dalam memberikan pelayanan kebidanan yang meliputi kehamilan, persalinan, nifas, serta kesehatan reproduksi perempuan. Jasa bidan selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Sehingga peluang kerjanya luas. Apakah kamu tertarik jadi bidan? Bagaimana cara menjadi bidan? Ikuti proses pendidikan menjadi bidan, berikut ini.
1. Bidan Itu Perempuan
Di Indonesia, profesi bidan harus disandang oleh perempuan. Tidak ada bidan laki-laki. Hal tersebut sudah tercantum dalam Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan, berikut ini.
“Bidan adalah seorang perempuan yang telah menyelesaikan program pendidikan kebidanan baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang diakui secara sah oleh pemerintah pusat dan telah memenuhi persyaratan untuk melakukan praktik kebidanan.”
Namun, beda negara, beda pula peraturannya. Ada beberapa negara yang memperbolehkan laki-laki menjadi bidan. Tapi persentasenya tidak sebanyak bidan perempuan.
2. Pendidikan Kebidanan
Ada beberapa tahapan pendidikan yang harus dilalui mahasiswa hingga resmi menjadi bidan. Tersedia pilihan jenjang, mulai D3 hingga S1 Kebidanan. Kuliah D3 Kebidanan membutuhkan waktu 3 tahun atau 6 semester. Sementara S1 Kebidanan membutuhkan durasi kuliah 4 tahun atau 8 semester.
Kamu dapat menyesuaikan kebutuhan masing-masing. Ingin cepat lulus, kamu bisa memilih D3 Kebidanan. Namun, jika kamu lebih memprioritaskan teori, S1 Kebidanan dapat menjadi pilihan tepat.
Setelah menyelesaikan studi D3 atau S1 Kebidanan, apakah resmi menjadi bidan? Jawabannya, belum. Setelah lulus D3 Kebidanan, kamu akan menyandang gelar Ahli Madya Kebidanan (AMd.Keb). Untuk lulusan S1 Kebidanan, gelarnya adalah Sarjana Kebidanan).
Baca Juga
- Rehabilitasi Medis dan Pentingnya Bagi Kesehatan
- Perdana! IIK Bhakta Siap Membuka Prodi S2 Kesmas Tahun Ini
Itu masih proses awal. Kamu harus melanjutkan pendidikan ke jenjang Profesi Bidan selama 1 tahun atau 2 semester. Selama pendidikan, mahasiswa akan menjalani praktik klinis di rumah sakit, klinik, dan pusat kesehatan masyarakat. Praktik ini penting untuk memberikan pengalaman langsung dalam menangani kasus-kasus kebidanan. Nah, setelah lulus dari pendidikan profesi ini, barulah kamu resmi dikatakan sebagai bidan dengan gelar Bidan (Bd).
3. Ujian Kompetensi
Setelah menyelesaikan pendidikan formal, calon bidan harus mengikuti ujian kompetensi yang diselenggarakan oleh pemerintah atau lembaga yang berwenang. Ujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa calon bidan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk praktek secara profesional.
Uji Kompetensi Bidan Indonesia (UKBI) merupakan ujian tertulis untuk mengetahui dan menguji pengetahuan, keterampilan, serta sikap bidan dalam menjalankan tugasnya. Di Indonesia, UKBI diselenggarakan tiga kali dalam setahun. Kamu memiliki peluang mengikuti UKBI lagi apabila dinyatakan tidak lolos pada ujian sebelumnya.
4. Sertifikasi dan Lisensi
Setelah lulus ujian kompetensi, calon bidan akan mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) Bidan untuk dapat menjalankan pelayanan kesehatan. Surat ini diberikan oleh Konsil Kebidanan kepada bidan yang telah diregistrasi.
Saat ini, bidan maupun tenaga kesehatan lainnya dapat memiliki STR seumur hidup. Kementerian Kesehatan RI mempermudah penerbitan STR seumur hidup bagi tenaga kesehatan, yang berlaku mulai 16 Oktober 2023.
5. Pengembangan Profesional Berkelanjutan
Bidan yang sudah berpraktik, diharapkan untuk terus mengikuti pelatihan dan pendidikan berkelanjutan untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan. Ini termasuk mengikuti seminar, workshop, dan pelatihan yang relevan.
IIK Bhakta dapat menjadi pilihan tepat untuk memulai langkah menjadi bidan. Dengan fasilitas modern dan tenaga pengajar profesional, mampu mencetak lulusan bidan berkualitas unggul dan siap bekerja. Jadi tunggu apa lagi? Daftar sekarang juga!
