Melihat tumbuh kembang anak yang optimal adalah harapan setiap orang tua. Namun, sayangnya tidak semua anak dapat tumbuh secara normal. Beberapa anak mengalami keterlambatan perkembangan motorik atau mengalami gangguan pertumbuhan serta kelainan pada fungsi motoriknya. Misalnya, anak berusia 5 tahun belum bisa berbicara. Jika hal tersebut terjadi, maka dibutuhkan fisioterapi anak.
Secara umum, fisioterapi anak atau terapi anak adalah pelayanan kesehatan pada anak yang dilakukan untuk mengatasi masalah pada motorik dan perkembangannya. Setiap anak membutuhkan fisioterapi yang berbeda sesuai dengan usia, kondisi, dan gangguan yang dialaminya.
Kapan Anak Membutuhkan Fisioterapi?
Dokter akan menyarankan fisioterapi saat anak-anak mengalami kondisi sebagai berikut.
- Mengalami gangguan motorik kasar
- Kelahiran prematur
- Memiliki postur tubuh yang buruk dan tonus otot yang kaku
- Kesulitan menggerakan bagian tubuh, mengalami masalah keseimbangan atau koordinasi tubuh.
- Mengalami cedera kepala atau permasalahan pada otot
- Gagal memenuhi milestone pada tahun pertama kelahiran atau mengalami keterlambatan perkembangan.
- Mengalami masalah kesehatan yang mengganggu gerak tubuh, seperti cerebral palsy, global development delay (GDD), down syndrome, dan lainnya.
Itulah kondisi anak yang membutuhkan fisioterapi. Sangat disarankan bagi orang tua untuk berkonsultasi dengan fisioterapis maupun dokter. Deteksi dan penanganan sejak dini dapat membantu untuk memberikan kualitas hidup dan tumbuh kembang anak yang optimal.
Baca Juga
- Fokus Ilmu Kesehatan Mental, Ini Dia Tugas Psikolog Klinis
- Jurusan yang Bisa Kamu Pilih untuk Bekerja Di Laboratorium
Manfaat Fisioterapi Anak
Manfaat fisioterapi untuk anak bervariasi tergantung pada keluhan yang dialami masing-masing anak. Namun, secara umum, manfaat fisioterapi untuk anak meliputi berikut ini.
- Dapat mendeteksi masalah kesehatan fisik atau gangguan tumbuh kembang anak sejak dini.
- Mengembalikan dan menjaga postur tubuh pada bayi lahir prematur agar bisa tumbuh normal.
- Membantu anak beraktivitas normal
- Mengembalikan cakupan gerak dan kekuatan tubuh anak.
- Meningkatkan kemampuan dan kualitas hidup anak.
- Memaksimalkan perkembangan fisik, aktivitas, dan kemampuan anak untuk bermain dan bersosialisasi.
Strategi Fisioterapi Sesuai Tumbuh Kembang
Namanya juga anak-anak. Butuh strategi agar proses fisioterapi dapat berjalan secara konsisten, berikut ini.
Bayi (Usia 0-2 Tahun)
Pada usia ini, mereka menyukai aktivitas yang bersifat permainan dan menarik perhatian. Oleh sebab itu, fisioterapis dapat menggunakan permainan atau aktivitas yang menyenangkan untuk mendorong buah hati mengikuti sesi fisioterapi.
Pra Sekolah (3-5 Tahun)
Menginjak usia ini, anak-anak mulai bisa mengikuti instruksi atau perintah yang diberikan. Namun, mereka terkadang masih belum benar-benar mengerti apa manfaat dari fisioterapi yang dilakukan. Oleh karena itu, butuh fisioterapi yang mengombinasikan latihan dan aktivitas bermain. Ini dilakukan agar anak tetap termotivasi dan mampu mengikuti setiap sesi fisioterapi.
Usia Sekolah (6-12 Tahun)
Anak usia sekolah sudah bisa mengikuti instruksi dan berpartisipasi dalam banyak kegiatan. Mereka biasanya bersedia melakukan sesi fisioterapi dengan aktivitas yang lebih berat. Tapi tetap saja, setiap aktivitas tetap harus dibuat menyenangkan. Sebab, anak usia sekolah mudah sekali bosan dengan aktivitas yang sifatnya rutin.
Usia SMA (13-18 Tahun)
Seringkali mereka yang menjalani fisioterapi pada usia ini menjalani fisioterapi karena mengalami cedera tertentu. Misalnya, cedera karena kecelakaan saat olahraga. Sesi fisioterapi yang tepat untuk usia ini adalah aktivitas yang bervariasi dan menyenangkan agar tidak mudah bosan.
Ada banyak hal yang perlu diperhatikan saat fisioterapi anak, mulai dari treatment hingga motivasi yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Tertarik belajar fisioterapi lebih lanjut? Ayo kuliah D3 Fisioterapi di IIK Bhakti Wiyata saja. Daftar sekarang juga!