Ini 8 Mitos Versus Fakta Tentang Kesehatan Gigi Dan Mulut

Ini 8 Mitos Versus Fakta Tentang Kesehatan Gigi Dan Mulut

Siapa sih yang tidak ingin punya gigi dan mulut bersih nan sehat? Itu pastinya jadi dambaan semua orang. Tapi sayangnya masih banyak orang belum paham cara merawat gigi dan mulut secara benar. Tak sedikit pula yang melakukan cara perawatan yang salah bahkan asal-asalan. Sehingga memberikan pengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut.

Oleh sebab itu, penting bagi kalian untuk mengetahui mitos dan fakta yang perlu diketahui dalam perawatan gigi dan mulut, berikut ini. 

Mitos VS Fakta 1

Mitos : Bau mulut disebabkan oleh masalah di pencernaan.

Fakta : Beberapa penelitian menyebutkan bahwa 85% bau mulut berasal dari gigi dan mulut sendiri. Sangat jarang terjadi bau mulut yang disebabkan oleh perut (pencernaan). Bau mulut dipicu oleh bakteri yang bersarang di dalam mulut, mulai dari bakteri di gusi yang meradang, gigi yang berlubang, karang gigi, tambalan yang bocor, hingga bakteri di bagian belakang lidah. Bakteri yang berkembang dalam lingkungan tanpa oksigen ini memproduksi gas berbau, yang disebut volatile sulfur compound. Inilah yang menyebabkan bau mulut dan memberikan pengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut.

Mitos VS Fakta 2

Mitos : Gigi berlubang tidak perlu dicabut. Boleh dibiarkan saja apabila tersisa tinggal akarnya saja. Apalagi yang tidak menimbulkan keluhan atau rasa sakit.

Fakta : Jika gigi berlubang dibiarkan dan tidak dirawat, maka lama kelamaan gigi dapat patah sedikit demi sedikit. Hal itu disebabkan oleh adanya tekanan saat mengunyah. Akhirnya, mahkota gigi habis dan tersisa tinggal akarnya saja. 

Memang kondisi gigi seperti itu tidak memicu rasa sakit, namun bukan berarti masalah sudah selesai. Akar gigi yang terekspos dengan lingkungan gigi berpotensi menjadi sumber infeksi. Oleh sebab itu, biarpun sudah tidak merasa sakit, gigi berlubang tetap harus dicabut dan dibuatkan gigi tiruan sebagai penggantinya.

Mitos VS Fakta 3

Mitos : Sakit gigi cukup disembuhkan dengan cara minum obat penghilang rasa sakit (analgesic).

Fakta : Obat hanya mampu menghilangkan rasa sakit sementara. Namun, infeksi bakteri pada gigi akan tetap ada dan suatu saat rasa sakit dapat muncul lagi. Jadi saat terjadi karies, gigi harus tetap dirawat. Kalau karies belum mencapai jaringan syaraf, gigi masih bisa ditambal. Tapi bila jaringan syaraf sudah terekspos, gigi sudah tidak bisa langsung ditambal, melainkan perlu dilakukan perawatan saluran akar terlebih dulu.

Baca Juga:

Mitos VS Fakta 4

Mitos : Cabut gigi tidak boleh dilakukan saat perempuan sedang menstruasi

Fakta : Perubahan hormonal yang dialami perempuan memang berpengaruh besar terhadap keadaan rongga mulut. Saat menstruasi, terjadi perubahan hormonal, yaitu peningkatan kadar estrogen dan progesterone yang dapat menyebabkan gusi lebih rentan terhadap peradangan. Meski demikian, cabut gigi tetap dapat dilakukan oleh perempuan yang sedang menstruasi. Untuk menghindari resiko, cabut gigi sebaiknya ditunda hingga siklus terakhir menstruasi, saat kadar estrogen sedang rendah.

Mitos VS Fakta 5

Mitos : Kondisi gigi maju atau tonggos disebabkan oleh kebiasaan anak yang suka menghisap jari.

Fakta : Beberapa penelitian mengungkapkan kebiasaan thumb sucking pada anak dapat menyebabkan gigi depan lebih maju atau tonggos. Namun, kondisi itu tergantung oleh beberapa hal, seperti berapa lama anak terbiasa menghisap jari, seberapa sering anak menghisap jari dalam sehari, dan besarnya tekanan hisap anak. Kebiasaan menghisap jari yang signifikan hingga 48 bulan berpotensi meningkatkan resiko gigi depan maju.

Mitos VS Fakta 6

Mitos : Solusi untuk sakit gigi adalah lebih baik dicabut daripada ditambal. Sebab, setelah ditambal pun masih bisa sakit lagi.

Fakta : Pencabutan gigi adalah alternatif terakhir, apabila perawatan lain sudah tidak mungkin dilakukan. Sebaiknya, gigi harus dipertahankan dalam mulut. Sebab, kehilangan satu gigi saja sudah dapat mengurangi efektivitas selama mengunyah. Memang sih gigi hilang dapat diganti dengan gigi tiruan, namun tetap saja gigi asli lebih baik dibandingkan dengan gigi tiruan. Jadi sebisa mungkin mempertahankan gigi asli.

Mitos VS Fakta 7

Mitos : Obat kumur dapat menghilangkan bau mulut

Fakta : Menurut penelitian menguji keefektifan obat kumur yang mengandung essential oil, jumlah bakteri berkurang secara berangsur selama 12 jam setelah penggunaan. Namun, obat kumur hanya efektif dalam jangka waktu pendek. 

Selain itu, pemilihan obat kumur harus dilakukan secara hati-hati. Sebab, beberapa obat kumur berbahan dasar alkohol yang memicu bau mulut bila digunakan secara berlebihan. Untuk menghilangkan atau mengurangi bau mulut, pembersihan tidak difokuskan ke permukaan gigi saja, melainkan seluruh permukaan yang ada di dalam rongga mulut. Terutama jaringan lunak seperti lidah dan gigi. Jadi kesehatan gigi dan mulut terjaga dengan baik.

Mitos VS Fakta 8

Mitos : Anak yang memiliki gigi berlubang tidak perlu ditambal karena nantinya akan digantikan oleh gigi permanen/tetap.

Fakta : Gigi anak yang berlubang harus tetap ditambal. Gigi  berlubang dan tidak dirawat dapat menyebabkan infeksi menjalar ke jaringan pendukung gigi. Hal ini akan berpengaruh terhadap proses pertumbuhan gigi permanen. 

Itulah 8 Mitos VS Fakta yang perlu diketahui. Kesehatan gigi dan mulut penting untuk diperhatikan sejak dini. Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) IIK Bhakti Wiyata dapat Anda andalkan sebagai tempat pemeriksaan gigi dan mulut. 

Selain itu, IIK Bhakti Wiyata memiliki Fakultas Kedokteran Gigi yang terdiri dari Prodi Pendidikan Profesi Dokter Gigi, S1 Pendidikan Dokter Gigi, dan D3 Teknik Gigi. Bercita-cita menjadi dokter gigi? Ayo daftarkan diri di Kampus Kesehatan terbaik di Kediri ini sekarang juga!