Polusi udara adalah salah satu masalah lingkungan yang meruncing menjadi krisis global. Peningkatan aktivitas manusia dan industrialisasi telah menyebabkan kualitas udara di berbagai belahan dunia semakin memburuk. Bahaya polusi udara bukan hanya masalah visual yang dapat dilihat dalam bentuk kabut tebal atau asap hitam. Hal itu juga memiliki dampak serius terhadap kesehatan manusia dan ekosistem, seperti yang terjadi di kawasan DKI Jakarta saat ini.
Marianingsih, S.KM., M.Kes selaku Dosen Prodi S1 Kesehatan Masyarakat menjelaskan polusi udara merupakan kondisi di mana adanya polutan (zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran) yang secara langsung atau tidak langsung, disengaja maupun tidak disengaja, ke dalam udara sehingga menyebabkan kondisi kualitas udara menurun.
Ada beberapa parameter kunci yang digunakan untuk melihat suatu udara memiliki pencemaran atau tingkat polusi tinggi. Salah satu yang sering digunakan adalah Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). Parameter kunci ISPU antara lain CO (Karbon Monoksida) dan PM (Partikulat Matter).
Sumber-Sumber Polusi Udara
Polusi udara berasal dari berbagai sumber, termasuk industri, transportasi, pertanian, dan pembakaran bahan bakar fosil. Emisi dari kendaraan bermotor, pabrik, pembangkir listrik, serta kegiatan pembakaran biomassa mengeluarkan berbagai zat berbahaya seperti partikel halus, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, dan gas rumah kaca seperti karbon dioksida. Polutan-polutan ini bercampur dalam atmosfer dan berdampak jangka panjang pada kualitas udara.
Selanjutnya, dosen yang juga menjabat sebagai Co.Dep Perencanaan Kinerja dan Revenue Generating tersebut, menerangkan banyaknya kendaraan bermotor yang dipakai masyarakat Jakarta menjadi penyumbang terbesar terjadinya polusi udara saat ini. “Jumlah kendaraan bermotor yang terus bertambah menandakan jumlah penduduk yang juga bertambah. Kita tahu bahwa Jakarta merupakan salah satu wilayah dengan tingkat urbanisasi terbesar, ditambah lagi Jakarta dikelilingi oleh industri besar yang memungkinkan untuk menyumbang jumlah polutan,” katanya.
Bahaya Polusi Udara pada Kesehatan
Marianingsih menerangkan dampak polusi udara terhadap lingkungan yang saat ini bisa dirasakan adalah terjadinya kenaikan suhu bumi atau pemanasan global. “Bahkan saat ini beberapa sumber menyebutkan bahwa bumi masuk fenomena global boiling,” katanya.
Fenomena global boiling menggambarkan situasi ketika suhu bumi secara drastis melebihi batas normal akibat efek rumah kaca dan aktivitas manusia.
Tidak hanya bagi lingkungan, dampak polusi udara juga berbahaya bagi kesehatan masyarakat terutama masyarakat yang tinggal di kawasan udara berpolusi. Dampak langsung atau jangka pendek terhadap kesehatan adalah penyakit ISPA, seperti saat ini yang terjadi di wilayah Jakarta. Sementara dampak jangka panjangnya adalah bisa memicu kanker.
Anak-anak, lansia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu menjadi lebih rentan terhadap dampak buruk polusi udara.
Baca Juga
Pencegahan Polusi Udara
Polusi udara memiliki dampak negatif yang membahayakan kesehatan maupun lingkungan. Oleh sebab itu, penting dilakukan langkah pencegahan agar bahaya polusi udara tidak terlalu besar.
Pencegahan yang dapat kita lakukan dimulai dari diri sendiri, yaitu dengan mulai mengurangi sedikit demi sedikit penggunaan kendaran bermotor pribadi. Jika harus berpergian, mulailah menggunakan transportasi umum. “Polusi udara memang tidak bisa dihindari, namun tingkatannya bisa dikurangi hingga indeksnya sesuai dengan nilai ambang batas yang ditetapkan,” terang Maria.
Bahaya polusi udara adalah tantangan serius yang mempengaruhi kesehatan manusia, ekosistem, dan iklim global. Upaya bersama untuk mengurangi emisi polutan dan mengadopsi praktik berkelanjutan diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Kita semua memiliki peran dalam menjaga udara bersih. Juga bisa mempelajari lebih lanjut agar dapat berperan aktif dalam menangani bahaya polusi udara. Salah satunya dimulai dengan kuliah S1 Kesehatan Masyarakat di IIK Bhakta. Daftar sekarang juga!